TIM FAKTA (FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN)
Melayani Diskusi, Dialog dan Konsultasi Agama
Kontak Pengasuh: 081.8844.393; 0852.107.000.20; 0816.542.5227; 0815.833.8083
PO.Box. 1426 Jakarta13014.
E-mail: timfakta@yahoo.com, timfakta@gmail.com

Tuesday, December 21, 2010

Dusta Penginjil Yosua

Jangan mudah percaya dengan kesaksian pendeta atau penginjil yang mengaku mantan Kiai atau Ustadz. Contoh, kesaksian penginjil Yosua Muhammad Yasin dalam VCD bertajuk "Kesaksian Tiga Mantan Muslim." Dalam ceraahnya di Gereja Mawar Saron, pria paruh baya kelahiran Citayam Bogor mengumbar kesaksian mantan Muslim garis keras dan dibesarkan di lingkungan pesantren.

"Nama saya Yosua Muhammad Yasin. Yosua adalah nama baptis saya dari Gereja Tiberias, 24 Mei 2000. Sedangkan Muhammad Yasin adalah nama kelahiran saya. Karena latar belakang keluarga saya, ayah seorang kiai, ibu ustadzah, dan saya juga ustadz, mantan guru agama Islam yang sekarang menjadi hamba Tuhan. Amin," kata Yosua dalam VCD itu.

Penginjil yang juga mengaku sebagai alumnus Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, mengklaim memiliki santri lebih dari seratus orang. Di pesantren itu, ia mengajar nahwu dan sharaf tiap ahad. Ia juga mengaku memliki Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Athfal yang bernaung di bawah Departemen Agama. Selanjutnya, juga mengaku punya jam terbang tinggi sebagai ustadz, antara lain ceramah agama saat peletakan batu pertama Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

"Kenapa saya membenci orang Kristen? Karena ada ayat al-Quran yang menyatakan: Innaa dinnaa indallahi islam (Agama yang paling sempurna yaitu agama Islam). Dulu, saya ingin mengislamkan pendeta. Saya datangi rumah pendeta satu persatu hingga tujuh belas pendeta. Saya ingin mengislamkan pendeta dengan dalili al-Qur'an "inna dinnaa indallahi islam. Ternyata, tak satu pendeta yang masuk Islam. Padahal, kalau mau mengislamkan pendeta saya punya amalan Asmaul Husna. Tapi para pendeta itu ketika diamalin dengan Asmaul Husna, kok gak mempan. Tidak berhasil."

Berikut beberapa kebohongan Pendeta Yosua:

Pertama, beberapa kali Yosua salah dalam melafalkan al-Qur'an surat Ali Imran 19: "Innaa dinnaa indallahi islam." Yang benar adalah "Innad-diina 'Indallahili islaam." Terjemahannya juga menyimpang dari terjemah yang benar dan sah: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah Islam." Dengan kesalahan baca, nahwu, sharaf, dan penerjemahan yang fatal.

Kedua, pengakuannya yang pernah diundang ceramah dalam peletakan batu pertama di Pesantren Tebu Ireng Jombang juga mengada-ada. Pasalnya, pesantren termasyhur di Jawa Timur ini sudah didirikan jauh sebelum Yosua lahir. Semua orang tahu, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang didirikan pada 3 Agustus !899, yang dirintis oleh KH Hasyim Asy'ari.

Ketiga, Yosua berdusta ketika menyebutkan bahwa surat Ali Imran mendorong umat Islam membenci Kristen. Ayat "Innad-diina 'indallohil-islaam," ini sama sekali tidak menyuruh membenci Kristen, tapi hanya pernyataan tegas bahwa Islamlah satu-satunya agama yang diridhai Allah. Ayat mulia ini tak dimiliki oleh orang Kristen. Tak ada dalam Bibel pernyataan bahwa Kristen adalah agama yang paling diridhai Yesus.

Keempat, pernyataan Yosua tentang amalan Asmaul Husna untuk mengislamkan pendeta adalah mimpi di siang belong. Asmaul Husna bukan amalan untuk menyerang orang kafir seperti pendeta. Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik, yang diamalkan untuk menyebut (asma) Allah ketika berdoa. "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS al-A'raf 180).

Kelima, kebodohan Yosua kian nyata ketika ia menyebut al-Qur'an surat Ali Imran adalah juz ke-25. Inilah igauan orang yang buta al-Qur'an. Santri TPQ saja tahu jika surat Ali Imran bukan juz ke-25, tapi juz ke-3.

Keenam, penginjil Yosua menjadi jahil murakkab (dungu kuadrat) ketika menyebut Ali Imran ayat 63 berbunyi: "Ya ayyuhalladina amanu id gala rasulullah shallalahu alaihi wasallam kitabullah," yang diterjemahkan "Hai orang-orang yang beriman, pelajari Alkitab jika kamu ingin hidupmu dikaruniakan rahmat" Padahal, Ali Imran 63 berbunyi: "Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan." Apalagi, nas Arab yang dibacanya pun tidak bisa dimengerti oleh yang mendengarkannya, karena tidak ada kata kerjanya (fi'il). Akibatnya, terjemahannya pun jauh dari nas Arab yang dibacanya.

*

TIM FAKTA (FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN)
Melayani Diskusi, Dialog dan Konsultasi Agama.
Kontak Pengasuh: 081.8844.393; 0852.107.000.20; 0816.542.5227; 0815.833.8083
PO.Box. 1426 Jakarta13014.
E-mail: timfakta@yahoo.com, timfakta@gmail.com

3 comments: