TIM FAKTA (FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN)
Melayani Diskusi, Dialog dan Konsultasi Agama
Kontak Pengasuh: 081.8844.393; 0852.107.000.20; 0816.542.5227; 0815.833.8083
PO.Box. 1426 Jakarta13014.
E-mail: timfakta@yahoo.com, timfakta@gmail.com

Saturday, January 1, 2011

Kekafiran Doktrin Kristen

MESKI kedok Pendeta Nico Zulkifli sudah terbongkar, pendeta yang meng-aku-aku mantan ustadz asal Minang ini, nekad melanjutkan misinya. Ia tak surut memurtadkan umat Islam, khususnya yang awam, dengan menyebar diktat Islamologi versinya. Padahal, dalam dialog dengan ustadz dan datuk asal Minangkabau di bilangan Pondok Kopi, Jakarta Timur, asal usul pendeta ini terbongkar sebagai orang Batak asal Mandailing, Sumatera Utara (Baca: Bimbingan Tauhid edisi No 03 dan 04 TH XVIII).

Sebagai orang yang bukan ahli agama dan hobinya bersaksi dusta, dipastikan Islamologi yang diajarkan penuh kesalahan dan penyesatan. Penyesatan ini nampak mencolok dalam dua diktat yang dibuatnya. Kutipan ayat al-Qur'an dan hadits tidak dipahami berdasarkan kaidah ilmiah dan ilmu tafsir yang mu'tabar, tapi dicocok-cocokan untuk membenarkan doktrin Kristen.

Misalnya, dalam diktat berjudul "Keselamatan Bagi Dunia," Pendeta Nico menyatakan, berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an, penganut Kristen bukan orang kafir. Ayat yang dikutip antara lain, surat al-Ma'idah 73 dan al-Baqarah 39, Menurut Nico, yang dimaksud orang kafir dalam ayat tersebut bukan orang Kristen tapi Arab Quraisy. Kutipannya: Namun siapa kafir yang dimaksudkan itu? Orang Arab Quraisy yang menyembah Allah dan ilah-ilah lain yaitu berhala yang disebut Al-Latta, Al-Uzza, Al-Manatta dan satu berhala besar yang dibuat oleh Amin bin Hubayi, yaitu Hubbal. Sedang orang Kristen menyembah Allah yang Esa (Ulang-an 6:4): "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa." Markus 12:29: "Tuhan itu Esa." (hlm. 2-3).

Tampak jelas kerancuan ajaran Islamologi Pendeta Nico, karena awam, jahil, atau mengerti tapi pura-pura tidak tahu. Nico menulis status kekristenan berdasarkan ayat yang dikutip secara parsial, lalu ditafsirkan secara dangkal dan tak komprehensif. edangkalan itu terlihat dari beberapa hal.

Pertama, surat al-Ma'idah 73 dan al-Baqarah 39 tidak hanya ditujukan untuk orang kafir dari Arab Quraisy saja. Al-Ma'idah 73 ini justru ditujukan secara khusus pada orang yang meyakini ketuhanan Yesus, yakni umat Kristen. Ayat ini juga tidak berdiri sendiri, tapi diawali dengan ayat sebelumnya yang menegaskan tentang kekafiran umat yang meyakini ketuhanan Yesus. "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam .., " (QS al-Ma'idah 72).

Kedua, al-Qur'an secara tegas menyatakan, salah satu golongan yang disebut kafir adalah Ahli Kitab, yaitu Yahudi dan Kristen. "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk," (QS al-Bay-yinah 6).
Selain meyakini ketuhanan Yesus, penyebab kekafiran kaum Nasrani adalah menolak kerasulan nabi terakhir setelah Isa alaihissalam, yaitu Nabi Muhammad saw. Hadits shahih riwayat Abu Hurairah ra menyebutkan: "Rasulullah saw bersabda, "Demi Zat Yang diri Muhammad berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seorang pun Yahudi dan Nasrani dari umat ini yang mendengar aku kemudian meninggal dunia dan dia belum beriman dengan kerasulanku kecuali dia termasuk penghuni neraka," (HR Muslim).

Dengan hadits ini, jika Pendeta Nico dan jemaat Kristen tidak meyakini doktrin Trinitas dan ketuhanan Yesus, tapi mereka tidak mengimani kenabian Muhammad saw sebagai Rasul terakhir, mereka tetap kafir dan termasuk dalam golongan yang tidak selamat dari api neraka (fii naari jahanani).

Ketiga, ayat di dalam Alkitab, yakni Ulangan 6:4 dan Markus 12:29 yang dikutip Pendeta Nico untuk membuktikan ketauhidan orang Kristen adalah tipuan yang disengaja. Faktanya, gereja meyakini doktrin Trinitas dan ketuhanan Yesus sejak konsili Konstantinopel 381 M yang diadakan kaisar Theodosius untuk merevisi konsili Nicea 325 M. Konsili Konstantinopel melahirkan formula Trinitas yang disebut Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum). Oleh umat Kristen saat ini dikenal dengan sebutan "12 Pengakuan Iman Rasuli" atau "Sahadat Iman Rasuli" (Baca: Ikhtisar Dogmatika karya Dr. R Soedarmo, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, hal. 123 dan Pengantar Sejarah Dogma Kristen karya Bernhard Lohse, Penterjemah: Dr. AA. Yewangoe, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994, hal 81).

Pendeta Nico juga melupakan fakta bahwa untuk melegalkan doktrin Trinitas, di dalam Alkitab (Bibel). Sengaja disisipkan ayat trinitas tentang tiga oknum dalam satu kesatuan Tuhan, yaitu: Bapa, Firman (Yesus), dan Roh Kudus. "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu," (Yohanes 5:7).




Tahukah wahai Pendeta Nico, bahwa orang pertama yang mengutip ayat tentang trinitas ini adalah seorang bidah Spanyol bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Ayat ini kemudian menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian Baru, padahal ayat tentang trinitas ini sebelumnya tidak terdapat pada teks Yunani itu.
Jika belum mengetahui kepalsuan ayat trinitas dalam Bibel (Alkitab), bacalah Holy Bible New International Version. Pada halaman 1.242, ayat trinitas itu divonis palsu dengan kalimat tegas: "Not found in any Greek manuscript before sixteenth century." Jika kesulitan memperoleh literatur asing itu, bacalah buku teologi terbitan lokal berjudul: Dogmatika Masa Kini, karya Dr. GC Van Niftrik dan DSBJ Boland. halaman 418 buku ini menyatakan, sebagian besar dari ayat itu (Yahya 5: 6-8) agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagaimana, jelas bukan?

***

Disadur dari majalah SABILI Edisi 5 TH XVIII hal. 60-21.

Monday, December 27, 2010

Ar-Rahman Ar-Rahim dan Neraka

PEMBACA Sabili di Batam, mengirim pertanyaan pada Tim FAKTA melalui email. Pertama, kenapa di dalam al-Qur'an, Allah menggunakan kata Kami, bukankah Kami lebih dari satu? Kedua, kalau Allah mempunyai sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim kenapa ada neraka? Tim FAKTA memutuskan, menjawab di rubrik ini karena pertanyaan serupa sering diajukan oleh banyak kalangan termasuk umat Kristen.

Pertama, Dalam al-Qur'an terjemah Indonesia, jika "Kami" diawali huruf kapital, maka bermakna Allah, karena lazim memakai "nahnu," misalnya: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya," (Qs. al-Hijr: 9). Jika diawali dengan huruf non-kapital (kami)-kecuali di awal kalimat. Misalnya: "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan," (Qs. al-Fatihah: 5).

Pemakaian kata ganti nahnu (Kami), bukan berarti jumlah Allah itu jamak (plural), karena Allah itu Ahad (Maha Esa, Al-Ikhlash 1). Dalam bahasa Arab, pemakaian kata ganti jamak untuk kata orang pertama tunggal (dhamir mutakattim mufrod) berarti penghormatan atau pengagungan (lit-ta'zhim). Kata ganti "Kami" dalam al-Qur'an tidak boleh diganti dengan bentuk tunggal, demikian pula sebaliknya.

Kaidah pemakaian kata ganti "kami" untuk orang pertama tunggal sebenarnya tak hanya berlaku dalam bahasa Arab saja. Dalam bahasa Indonesia, pemakaian kata "kami" sudah lazim digunakan untuk orang pertama tunggal. Dalam komunikasi sehari-hari, padahal yang dimaksud, "aku."

Pemakaian kata "kami" tersebut untuk memberikan penghormatan dan sopan-santun berbahasa. Maka, tidak benar tuduhan penginjil yang menyatakan jumlah Allah dalam Islam lebih dari satu. Tuduhan ini justru menunjukkan ketidak-pahaman mereka terhadap tata bahasa bahasa.

Pemakaian kata ganti jamak (Kami) untuk Allah dalam Al-Qur'an, memang berbeda dengan Alkitab. (Bibel). Dalam Bibel, kata ganti jamak (Kita) untuk Tuhan benar-benar diartikan jumlah Tuhan lebih dari satu (Trinitas). Misalnya, "Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi," (Kejadian 1:26). "God said, "Now we will make humans, and they will be like us. We will let them rule the fish, the birds, and all other living creatures," (Genesis 1:26). Kata "Kita" sebagai kata ganti Tuhan dalam Alkitab (Bibel) di atas tidak bisa tidak, berarti Tuhan berjumlah lebih dari satu.

Dr HL Senduk dari Gereja Bethel Indonesia (GBI), menjadikan kata ganti "Kita" dalam ayat tersebut sebagai penopang doktrin ketuhanan Trinitas bahwa Tuhan ada 3 oknum kolektif. Senduk menulis: "... Tentang pernyataan Allah Tritunggal itu, Allah menggunakan kata "Kita" (lebih dari satu) dalam Kejadian 1:26, 11:7 dan Yesaya 6:8" (Penginjil Yang Sukses, him. 69).

Ketuhanan kolektif dalam Bibel ini dikuatkan oleh ayat yang menyatakan bahwa Tuhan punya dewan musyarawah yang disebut 'Dewan Musyawarah Tuhan.' "Sebab siapakah yang hadir dalam Dewan Musyawarah Tuhan, sehingga ia memperhankan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengamya?" (Yeremia 23:18).

Kedua, jika Allah mempunyai sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, mengapa Tuhan mentiptakan neraka? Pertanyaan ini mempertentangkan sifat Allah SWT dengan perbuatan (af'al)-Nya. Dengan kata lain, pertanyaan ini berarti, jika Allah Maha Pengasih dan Penyayang, mengapa Allah membuat neraka yang menyiksa manusia di hari Akhir? Jika Allah Pengasih dan Penyayang, mengapa melakukan penyiksaan?

Psikologis di balik pertanyaan ini adalah munculnya anggapan bahwa Allah SWT tidak Maha Pengasih dan Penyayang karena tega menyiksa manusia di neraka. Jika Allah Maha Pengasih dan Penyayang, seharusnya mengampuni dan memasukkan semua orang ke dalam surga. Inilah logika rusak yang justru bertentangan dengan logika sehat.

Jika logika rusak ini diikuti, kemudian Allah tidak membuat neraka, lalu memasukkan semua manusia ke surga, tak peduli apakah orang itu shalih dan beriman ataukah kafir, musyrik, penjahat, pezina, pembunuh, dan perampok. Jika ini terjadi berarti Tuhan tidak adil karena menyamakan perbuatan baik dan jahat dengan ganjaran yang sama di surga. Bukankah tiap orang menginginkan keadilan? Orang baik diberi pahala, penjahat dibalas kejahatannya dengan hukuman setimpal.

Selain Maha Pengasih dan Penyayang, Allah juga Maha Adil-Bijaksana: "Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana," (Qs. Ali Imran:18). Karena Maha Adil, keputusan Allah pasti benar dan tepat. Sekecil apapun, setiap amalan kebaikan akan diganjar dengan pahala, dan sekecil apapun kejahatan juga dibalas dengan hukuman (Qs. Al-Zalzalah: 7-8).

Karenanya, Allah juga akan memasuk-kan orang kafir ke neraka dan orang shalih ke surga. "Sesungguhnya orang-orang yang kafir pada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka ..," (Qs. An-Nisa': 56). "Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, kelak akan Kami masukkan ke dalam Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai..," (Qs. An-Nisa': 57).

Jadi, jika Allah memasukkan orang kafir ke neraka, justru karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Dengan kasih sayang-Nya, Allah memberlakukan keadilan seadil-adilnya pada semua manusia, dengan membalas sesuai amal perbuatan masing-masing (Qs. Al-Qariah 6-9 dan Al-Anbiya 47).

Para penginjil tak perlu menggugat Al-Qur'an yang menciptakan neraka. Bukankah Yesus dalam Injil Matius 5:22 menyebutkan neraka yang menyala-nyala sebagai tempat orang kafir?

***

(Disadur dari majalah Sabili No. 11 TH XVII hal. 82-83)

Sunday, December 26, 2010

Antara Murtad dan Hidayah

BERITA infotainment tentang pernikahan Choky Sitohang, presenter Take Me Him Out dengan Melissa Ariany beberapa waktu lalu membuat sebagian publik Muslim terkesima. Pasalnya, Melissa yang Muslimah pindah agama menjadi Kristen sebelum menikah. Murtad akan membatalkan iman seorang Muslim, sebagaimana hadits yang menyebabkan batalnya wudhu. Sedangkan mati dalam keadaan murtad menghapuskan seluruh amal shalihnya.

Kasus murtadnya Melissa harus menjadi perhatian orang tua Muslim dalam memilih menantu. "Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, meski dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, meski dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya," (QS al-Baqarah 221).

Di hadapan Allah, semua kebesaran orang kafir tidak ada nilainya bagaikan fatamorgana. "Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tapi bila didatangi air itu dia tidak mendapati sesuatu apa pun," (QS an-Nur 39).

Anehnya, pada saat yang sama, kalangan Kristiani gempar dan gusar. Pasalnya, Friscilla Yvonne Supit memilih jalan hidup yang bertolak belakang dengan keluarganya, la memilih Islam sebagai jalan hidupnya dan membangun keluarga islami dengan pria Muslim yang baik agama, nasab, dan hartanya.

Friscilla adalah putri bungsu Pendeta Abraham Conrad Supit, Gembala Sidang Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel Ministry (GBI REM) Jakarta. Jabatan Friscilla di gereja itu sebagai Pelaksana Harian (mewakili ayahnya) dan Ketua Komisi Musik. Di dunia misi, Friscilla menjadi Direktur Utama Radio Kristiani Suara Sorak Kemenangan Rahmat Emmanuel Ministry (SSK REM). "Kami adalah Radio Kristiani yang mempunyai visi membangun keluarga berkemenangan dalam segala bidang kehidupan," demikian sapaan khas Friscilla tiap kali on air. Di luar aktivitas gereja, Friscilla cukup dikenal oleh publik nasional karena pernah menjadi runner up Miss Indonesia 2008.

Ahad, 23 Mei 2010, ketika ayah dan keluarganya larut dalam kebak-tian, Friscilla justru mematenkan keislamannya dan rumah tangganya dalam pernikahan suci secara islami di Hotel Darmawangsa, Jakarta. Dalam balutan busana Muslimah dan jilbab putih, Friscilla resmi menjadi istri Priamanaya, putra Djan Faridz, Bendahara Pimpinan Wilayah NU DKI Jakarta. Pria pilihan Friscilla adalah pengusaha muda bidang properti dan anggota (DPD) DKI Jakarta. Peristiwa ini menjadi headline sebuah majalah Kristen dengan judul "Putri Pendeta Kondang Jadi Muallaf." Pilihan menjadi Muslimah dalam rumah tangga islami Friscilla ini, dikomentari miring oleh majalah ini dengan menulis, "Cinta Semu Dikejar, Keselamatan Kekal Dibuang," Padahal, dalam Islam, Friscilla Yvonne Supit telah mendapatkan kebahagiaan sempurna dan lengkap. la telah menemukan mutiara iman yang benar sebagai bekal kebahagiaan surgawi di dunia dan akhirat. Dengan keislamannya, ia akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

"Dan orang-orang yang beriman serta beramal shalih, mereka itu penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya," (QS al-Baqarah 82). "Orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa, bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar," (QS Yunus 63-64).

Insya Allah, Friscilla juga mendapatkan suami ideal sesuai kriteria yang ditetapkan Rasulullah saw. "Seseorang dinikahi karena empat hal: hartanya, kecantikannya, nasabnya, agamanya. Maka pilihlah orang yang bogus agamanya, niscaya engkau akan beruntung," (HR Bukhari dan Muslim). Kebahagiaan apalagi yang lebih indah selain hidayah iman yang benar dan karunia suami shalih, beriman, tampan, dan hartawan? Selamat terlahir kembali dalam iman dan tauhid yang lurus, saudariku. Selamat menempuh hidup baru dalam keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Amin.

Saturday, December 25, 2010

Rasulullah Wafat Mewariskan Bibel?

Ada seorang bos sebuah perusahanan di kawasan Jakarta Selatan yang merangkap sebagai missionaris Kristen. Kepada bawahannya ia menyodorkan buku saku setebal 77 halaman berjudul Riwayat Singkat Pusaka Peninggalan Nabi Muhammad saw tulisan Drs. A Poernama Winangun. Seorang Muslimah yang menjadi sasaran misi bos Kristen tersebut, meminta kepada Tim FAKTA untuk menjawabnya.

Buku saku sarat penyimpangan tafsir al-Qur'an dan sejarah Rasulullah ini tergolong buku "gelap" karena tidak mencantumkan nama dan alamat penerbitnya. Akibatnya, Tim FAKTA menemui jalan buntu untuk bisa berdialog dengan penulis buku ini. Maka melalui rubrik ini, Tim FAKTA mengundang Poernama Winangun, penulis buku ini untuk berdialog secara ilmiah mengenai isi buku tersebut.

Setelah pindah agama dari Islam, Poernama Winangun rajin menulis buku-buku yang menyelewengkan ayat-ayat Al-Qur`an untuk menyebarkan kekristenan kepada umat Islam. Dalam menulis buku, Poernama sering memakai nama alias Drs H Amos, Drs Ara Apwin, dll. Bila diteliti, tulisan-tulisan tersebut bukan hasil pikiran dan penelitian sendiri, melainkan hasil jiplakan terhadap tulisan islamologi para pendeta dan penginjil. Hal ini terlihat dari jurus-jurus yang sama ketika menyimpangkan ayat-ayat Al-Qur`an. Ditambah lagi dengan riwayat hidup Poernama Winangun sendiri sebagai seorang yang awam dalam hal keislaman.

Dalam kesaksiannya, Poernama Winangun mengaku lahir pada tanggal 17 Mei 1935. Ia pindah agama dari Islam ke Kristen dalam usia 58 tahun (tanggal 30 Mei 1993). Sampai bulan Mei 1993 (sebelum masuk Kristen), dia hanya hafal surat Al-Fatihah, Al-Falaq, An-Naas, Al-Ikhlash dan Al-Kautsar, tanpa mengetahui artinya.

Ia juga mengaku sebagai orang yang tidak mengerti Bahasa Arab, sehingga yang dipelajari hanya terjemahan Al-Qur`an saja. Dalam mencari kebenaran agama Kristen, ia mengaku mempelajari dan meneliti Al-Qur`an hanya dalam tempo tiga minggu saja.

Bisa dibayangkan, orang Islam yang sudah berumur 58 tahun hanya hafal lima surat pendek dalam Al-Qur`an tanpa memahami artinya. Padahal anak TK/TPA Islam rata-rata sudah hafal puluhan ayat Al-Qur`an. Inilah bukti betapa awamnya wawasan Islam penginjil Poernama, tak lebih pandai daripada anak TK Islam.

Dengan modal ilmu yang dangkal tentang Islam, maka meneliti Al-Qur`an dalam waktu 3 minggu untuk mencari kebenaran Kristen adalah hal yang mustahil dan tidak masuk akal.

Salah satu kerancuan yang dilakukan Poernama adalah dengan merubah terjemah hadits, lalu dikomentari secara salah bahwa ketika wafat, Nabi Muhammad hanya meninggalkan Alkitab (Bibel) dan Sunnah Nabi Isa. Poernama menulis:

“Pada waktu Muhammad SAW wafat meninggalkan umatnya, tidak ada harta benda yang berarti yang diwariskan kepada anak istrinya, tetapi beliau meninggalkan dua pusaka yang diwariskan kepada umatnya.

Sabdanya, “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), taklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang keduanya, yaitu Al Kitab dan Sunnah Rasulnya.”

Yang dimaksud dengan Muhammad SAW berpegang kepada Al Kitab ialah Taurat dan Injil yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru karena buku Al-Qur`an pada waktu Muhammad SAW wafat belum terwujud... Sedangkan yang dimaksud dengan Sunnah Rasulnya adalah perintah dan perbuatan Nabi Isa AS putra Maryam” (hlm. 43-44).

Penyimpangan yang sengaja dilakukan oleh Poernama dalam kutipan hadits di atas. Adalah merubah kata “Kitabullah” menjadi “Alkitab,” untuk dicocokkan dengan kemauan penginjil dalam membodohi pembaca. Dalam Kristen, Alkitab adalah nama Indonesia dari The Bible, kitab suci agama Kristen. Ini adalah kesalahan yang sangat mencolok.

Dalam Islam Kitabullah dan Sunnah rasul-Nya adalah istilah lain dari Al-Qur`an dan Hadits/Sunnah Rasulullah.

Sebelum diutus ke Yaman, Mu’adz bin Jabal ditanya oleh Rasulullah, “Dengan pedoman apa kau putuskan suatu urusan?” Mu’adz menjawab, “Dengan Kitabullah.”

Rasulullah bertanya lagi, “Kalau tidak ada dalam Al-Qur`an?” Mu’adz menjawab, “Dengan Sunnah Rasulullah.”

Dari cuplikan percakapan tersebut, jelaslah bahwa maksud “Kitabullah dan Sunnah Rasulullah” adalah istilah lain dari “Al-Qur`an dan Hadits/Sunnah Nabi Muhammad.” Keduanya adalah sumber hukum dalam Islam.

Kitabullah warisan Nabi Muhammad itu adalah Al-Qur’anul Karim, bukan Taurat, Injil, maupun Bibel. Allah menyebutkan bahwa wahyu yang diturunkan kepada beliau adalah Al-Qur`an: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur`an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur" (Qs. Al-Insan 23).

Sebelum Rasulullah wafat, Al-Qur`an sudah selesai diwahyukan kepada beliau, sehingga sempurnalah Islam: "Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu (Muhammad) agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kamu" (Qs Al-Ma`idah 3).

Pernyataan Poernama bahwa Alkitab (Bibel) yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah warisan Nabi Muhammad, justru menambah daftar keawaman teologinya. Sebagai seorang penginjil, seharusnya dia tahu siapa para penulis Alkitab (Bibel) itu?

Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis oleh Paulus dkk. Dari seluruh ayat Injil, hanya 18 persen saja yang diyakini sebagai ucapan Yesus.

Penulis Kitab Taurat Musa bukanlah Nabi Musa AS. Sedangkan kitab-kitab Perjanjian Lama yang masih misterius riwayat dan sejarah penulisannya. The Bible Revised Standard Version terbitan Collins tahun 1971 menyebutkan bahwa Kitab Rut pengarangnya tidak diketahui secara pasti (not definitely known); Kitab I Samuel, II Samuel, I Raja-raja, II Raja-raja, I Tawarikh, II Tawarikh, kitab Ester, kitab Ayub, dan kitab Yunus pengarangnya tidak diketahui (unknown). Kitab Pengkhotbah penulisnya diragukan (doubtful). Kitab Habakuk tidak ada yang tahu tempat dan tanggal lahirnya (nothing known of the place or time of his birth); dll.

Sedangkan yang dimaksud dengan ‘Sunnah Rasul-Nya’ itu bukanlah sunnah Nabi Isa (Yesus), melainkan adalah Sunnah Rasulullah atau Hadits Nabi Muhammad SAW, yaitu segala perbuatan, perkataan dan keizinan (taqrir) Nabi Muhammad SAW.

Jika penginjil Poernama ingin mematuhi Sunnah Nabi Isa, maka Sunnah Nabi Isa itu yang mana? Karena beliau meninggalkan dunia tanpa meninggalkan tulisan maupun kitab. Sedangkan Kitab Injil milik Kristen yang dinisbatkan kepada beliau pada saat ini, bukanlah Injil peninggalan Nabi Isa. Keempat Injil dalam Bibel itu adalah tulisan orang-orang yang bukan murid Yesus berpuluh-puluh tahun setelah Nabi Isa tidak ada di dunia.

Sampai saat ini, umat Kristen tidak bisa memastikan bahwa tatacara peribadatan yang mereka lakukan itu adalah sesuai dengan tuntunan dan Sunnah Nabi Isa. Hanya seorang penginjil Poernama saja yang berani mengumbar slogan tentang Sunnah Nabi Isa, itu pun tak didukung dalil Alkitabiah.

***

(Disadur dari majalah Sabili No. 3 TH XV hal. 82-83)

Penginjilan Pakai Kesaksian Dusta

Beberapa waktu lalu, tabloid Kristen Zaitun menampilkan kesaksian Kang Maman dengan judul provokatif "Dianiaya dan Dibakar Akibat Menjadi Kristiani" (Edisi 36 Th. 11/2007). Rubrik "Kesaksian" ini menyebutkan, Kang Maman adalah panggilan akrab seorang pelawak kondang asal Sunda, anggota grup lawak dari Bandung yang dipimpin oleh pelawak terkenal asal Jawa Barat.

Menurut Zaitun, Kang Maman yang bernama asli Muhammad Shalat ini pernah menjadi juara lomba tilawah al-Qur'an. Ketika melakukan shalat pada malam hari, Kang Maman mendengar gemuruh angin di ruangan shalat. Saat itu, hadir seorang berjubah putih dan berselendang merah membara serta membawa sebuah tongkat. Lelaki itu mengucapkan salam dengan suara menggelegar, "Syalom, syalom!"

Kang Maman lantas membaca ayat-ayat suci al-Qur'an untuk mengusir makhluk tersebut. Tapi ayat-ayat tersebut tidak mempan. Lelaki tak dikenal itu terus-menerus menatap ke arah Kang Maman. Tiba-tiba orang itu berucap, "Anakku, akulah Isa Almasih, dan Akulah Yesus Kristus. Akulah jalan yang lurus dan akulah yang terkemuka di dunia dan di akhirat."

Kang Maman pun memberanikan diri dan bertanya, "Kau ini siapa?" Orang itu
menjawab sambil menaruh tangannya kepaia Maman sembari berkata, "Aku menumpangi kepala kamu. Aku akan memberkati kamu. Ikutilah aku, jalan yang lurus." Setelah berucap demikian, orang itu menghilang.

Sejak itu, Kang Maman tak bisa tidur selama seminggu karena pikirannya dibayang-bayangi penampakan Yesus. Maka Kang Maman mendatangi sebuah gereja untuk ikut kebaktian, lalu aktif ke gereja maupun berbagai kebaktian keluarga.

Ketika ketahuan sudah beragama Kristen, Kang Maman langsung diusir oleh mertuanya. Bahkan ia dianiaya oleh sekelompok orang hingga giginya rontok, lalu diseret hingga tangan dan kakinya penuh luka dan lecet.

Meski Tabloid Zaitun tidak menyebutkan apa nama grup lawak dan siapa nama pimpinan grup lawak tersebut, namun identitasnya masih bisa dilacak. Karena kesaksian yang sama sudah pemah dipublikasikan oleh pihak Kristen dalam majalah Narwastu, majalah Genta, situs internet ###renungan.com, ###percaya.com, ###indonesiachurch, dll.

Menurut majalah dan situs tersebut grup lawak yang dimaksud adalah D'Bodor yang dipimpin oleh Abah Us-Us. Grup lawak lain yang pernah diikutinya adalah Sangkuriang Bandung.

Kesaksian penginjil yang mengaku bernama Kang Maman itu justru menyesatkan umat kristen sendiri. Menurut Abah Us-Us, pimpinan D'bodors, grup lawak yang dipimpinnya tidak pemah ada yang bernama Kang Maman. D'Bodors pernah empat kali berganti personil. D'Bodors pernah terdiri dari Teten Ahmad alias Mono (alm.) dan Dori (alm.). Kemudian D'Bodors kedua, Us-Us melawak bersama Suf Yusuf dan Rudi Jamil. Lalu yang ketiga, Us-Us melawak bersama Sambas anak Bandung. Dan terakhir, D'Bodors keempat, Us-Us melawak bersama Kusye dan Yan Asmi sampai sekarang.

Penginjil lainnya, mengaku bemama Haji Abdullah Tohir. Konon ia naik haji pada tahun 1985. Profesi ketika Muslim adalah dosen Institut Islam Indonesia (III) di Ciputat. Dalam kesaksiannya, ia bercerita bahwa ia aktif menentang kekristenan dengan membakar beberapa gereja, menghasut penduduk untuk melawan pendirian gereja, dll. Dari aktivitasnya itu, ia mengaku hidupnya mapan dengan rumah yang besar, mobil, pekerjaan dan kedudukan terhormat dalam agama.

Pada awal tahun 2005, ketika sedang shalat tahajud pukul 03.00 dini hari, ia didatangi bayangan putih berwujud Yesus. Yesus meletakkan roti di depan Tohir, dan berkata, "Makanlah itu, karena itu adalah kau akan menjadi bagian dariku. Kau akan bersaksi bagi saudara-saudara mu tentang aku."

Sejak itu, hati Tohir selalu gelisah. mulailah ia mempelajari kekristenan, hingga akhirnya memilih pindah agama Kristen. Akibatnya, dia dipecat dihajar habis-habisan oleh ayahnya sendiri. Ia Juga ditinggalkan istri dan anak-anaknya, lalu rumah dan semua hartanya dijual oleh keluarganya. Dia tidak punya apa-apa lagi, kecuali baju di badannya.

Tohir pun menjadi penginjil yang aktif ceramah di gereja dan persekutuan doa kristiani dengan menjajakan ceramah kesaksian rohani yang mengaku mantan dosen Institut Islam Indonesia di Ciputat. Kesaksian Haji Abdullah Tohir ini, seratus persen tak bisa dipercaya karena murni dusta untuk komoditi dan popularitas di depan jemaat. Di seluruh kawasan Ciputat, bahkan di seluruh Indonesia, Institut Islam Indonesia (III) belum pernah ada. Yang ada justru III di Malang Jawa Timur milik Kristen, yaitu Institut Injili Indonesia.

Dusta penginjil yang mengaku bemama Kang Maman dan Haji Abdullah Tohir itu tak akan membawa berkat Tuhan, justru dilaknat Tuhan. "Janganlah kamu ber-bohong dan janganlah kamu berdusta seorang kepadasesamanya,"(lmamat 19:11).

"Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan," (Amsal 12:22).

"Celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan dan dosa," (Yesaya 5:18).


Kesaksian dusta adalah tindakan yang tercela. Kecuali jika prinsip yang diterapkan adalah ajaran Paulus, "Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi seba-gai orang berdosa?" (Roma 3:7).

***

(Dikutip dari majalah Sabili No. 2 TH. XV hal. 82-83)

Kesaksian Sharafuddin yang Murtad

Salah satu senjata untuk menghajar akidah Islam adalah pelunturan akidah dengan memanfaatkan orang-orang Islam yang telah murtad menjadi Kristen. Para mantan Muslim yang sudah menjadi Kristen ini diekspos sedemikian rupa dengan kesaksian-kesaksian yang dipoles dengan wawasan islamobgi, untuk merancukan ajaran Islam. Target utama kesaksian ini adalah umat Islam yang tipis imannya dan dangkal pemahamannya.

Untuk itu, para misionaris tak segan-segan mempublikasikan kesaksian palsu yang direkayasa dan dilebih-lebihkan dengan mengaku-ngaku sebagai mantan ustadz, mantan kiai, mantan guru pesantren, dan lainnya. Beberapa contoh penginjil yang sudah terbongkar kepalsuannya adalah Danu Kholil Dinata yang mengaku sarjana agama dari Sekolah Tinggi Agama Islam Cirebon, Pendeta Muhammad Filemon yang mengaku sebagai mantan anggota Intifadhah yang telah membaptis KH. Zainuddin MZ, Hagai Ahmad Maulana
yang mengaku sebagai putra kandung KH. Kosim Nurzeha, dan lainnya.

Beberapa waktu lalu, Joni Indarto, seorang pembaca setia Sabili, mengeluhkan adanya situs Kristen (www.########-lslam.org) yang mempublikasikan kesaksian para murtadin dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Iran dan Pakistan. Para murtadin yang diekspos dalam situs ini antara lain: Chariah, Jamilah, Aishah, Yahya, Sharifah, Hamran Ambrie, Hisham, Tarmizi, Rabiyah, Faisal, Hamzah, Rogayyah, Kartini, Dadang M, Siti Zainab, Anuar, Sharafuddin, Baharom, Syahid Mehdi Dibaj, Syahid Tahir Iqbal, Abu Bakar, Muhammad, Solehah, Drs. A. Pumomo W.danAinur.

Umumnya, kesaksian para murtadin itu dihiasi dengan ayat-ayat al-Qur'an untuk melemahkan akidah umat Islam. Ayat-ayat dan analisa yang ditampilkan itu adalah jurus-jurus "pasaran" yang biasanya dipakai oleh para penginjil. Besar kemungkinan, kesaksian itu tidak murni pengalaman rohani yang benar, melainkan polesan dan rekayasa para misionaris.

Salah satu kesaksian murtadin yang ditampilkan dalam situs Kristen Itu adalah Sharafuddin. Ia mengaku berasal dari sebuah keluarga Melayu Muslim yang dididik dalam lingkungan taat beragama yang aktif dalam pengajian ushuluddin dan al-Qur'an. Lingkungan Islami itu, menbentuknya sebagai seorang remaja yang rajin menunaikan berbagai kewajiban sebagai seorang Muslim yang bertakwa.

Ketika masuk perguruan tinggi di salah satu universitas, ia merasa bosan dengan rutinitas ibadah yang ia lakukan. Kegalauan iman inilah yang menuntun Sharafuddin menjadi seorang ateis.

Rutinitas ibadah Islam yang diragukan oleh Sharafuddin adalah ibadah shalat. Menurutnya, ibadah yang dilakukan dengan menghadap Ka'bah ini adalah satu bukti pemberhalaan terhadap benda mati. la menulis, "Islam juga mengutuk segala penyembahan kepada berhala-berhala (idolatry) karena Muhammad telah menyatakan 'La-ilaha-ilallah', Tidak ada Tuhan selain Allah'. Tapi, seluruh dunia Islam setiap hari, dan lima kali sehari, mereka bersujud, berlutut dan berukuk kepada sebuah bangunan berbentuk segi empat di kota Makkah. Bangunan Ka'bah itu mengandungi sebuah Batu Hitam yang amat disanjung tinggi oleh semua para Muslimin dan Muslimat, yang disebut sebagai 'Hajarul Aswad'. Lebih tepat lagi, batu ini sebenamya ialah satu serpihan tahi bintang yang telah jatuh dari langit di zaman dahulu."

Beribadah menghadap kiblat ke arah tertentu, bukanlah monopoli agama Islam. Jauh sebelumnya, para nabi berkiblat ke Yerusalem ketika menyembah Tuhan. Kitab Perjanjian Lama dalam Bibel mengakui hal ini. Dikisahkan Nabi Daniel beribadah dengan bersyukur dan berdoa kepada Tuhan sehari dengan kiblat ke Yerusalem (kitab Daniel 6:11, terjemahan lama).

Syariat kiblat ini juga berlaku pada zaman Yesus. Hal ini diakui dalam Ensiklopedi Perjanjian Baru. Pada halaman 60 disebutkan bahwa Bait Allah adalah jantung kehidupan bangsa Israel. Setiap hari, pada jam-jam tertentu orang berkumpul untuk berdoa, dan tiga kali setahun diadakan ziarah ke bait Allah, dari ujung negeri yang paling jauh sekalipun. Selanjutnya, ensiklopedi itu menyebutkan: "Yesus mentaati dan membenarkan praktik-praktik peribadatan Bait Allah, walaupun ia sangat mencela formalitas yang merusaknya. Ia menghendaki hormat bagi Bait Allah."

Menuding umat Islam sebagai pelaku pemberhalaan Baitullah sama sekali tidak benar. Seluruh umat Islam di manapun berada, tak satu pun yang melakukan shalat untuk menyembah Ka'bah. Umat Islam bukan menyembah Ka'bah, melainkan menyembah Tuhan pemilik Ka'bah tersebut, sesuai dengan firman Allah SWT, "Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah)," (QS al-Quraisy: 3).

Ka'bah adalah kiblat umat Islam seluruh dunia. Jadi, berkiblat ke Ka'bah adalah pemersatuan arah, karena Islam bersrfat universal.

Dengan demikian, syariat Islam tidak pemah menyimpang dari ajaran tauhid. Penyimpangan dari tauhid justru dilakukan oleh umat Kristen dengan berdoa kepada Bunda Maria, malaikat dan para santo (orang yang dianggap kudus/suci).

Tuesday, December 21, 2010

Dusta Penginjil Yosua

Jangan mudah percaya dengan kesaksian pendeta atau penginjil yang mengaku mantan Kiai atau Ustadz. Contoh, kesaksian penginjil Yosua Muhammad Yasin dalam VCD bertajuk "Kesaksian Tiga Mantan Muslim." Dalam ceraahnya di Gereja Mawar Saron, pria paruh baya kelahiran Citayam Bogor mengumbar kesaksian mantan Muslim garis keras dan dibesarkan di lingkungan pesantren.

"Nama saya Yosua Muhammad Yasin. Yosua adalah nama baptis saya dari Gereja Tiberias, 24 Mei 2000. Sedangkan Muhammad Yasin adalah nama kelahiran saya. Karena latar belakang keluarga saya, ayah seorang kiai, ibu ustadzah, dan saya juga ustadz, mantan guru agama Islam yang sekarang menjadi hamba Tuhan. Amin," kata Yosua dalam VCD itu.

Penginjil yang juga mengaku sebagai alumnus Fakultas Dakwah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, mengklaim memiliki santri lebih dari seratus orang. Di pesantren itu, ia mengajar nahwu dan sharaf tiap ahad. Ia juga mengaku memliki Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Athfal yang bernaung di bawah Departemen Agama. Selanjutnya, juga mengaku punya jam terbang tinggi sebagai ustadz, antara lain ceramah agama saat peletakan batu pertama Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

"Kenapa saya membenci orang Kristen? Karena ada ayat al-Quran yang menyatakan: Innaa dinnaa indallahi islam (Agama yang paling sempurna yaitu agama Islam). Dulu, saya ingin mengislamkan pendeta. Saya datangi rumah pendeta satu persatu hingga tujuh belas pendeta. Saya ingin mengislamkan pendeta dengan dalili al-Qur'an "inna dinnaa indallahi islam. Ternyata, tak satu pendeta yang masuk Islam. Padahal, kalau mau mengislamkan pendeta saya punya amalan Asmaul Husna. Tapi para pendeta itu ketika diamalin dengan Asmaul Husna, kok gak mempan. Tidak berhasil."

Berikut beberapa kebohongan Pendeta Yosua:

Pertama, beberapa kali Yosua salah dalam melafalkan al-Qur'an surat Ali Imran 19: "Innaa dinnaa indallahi islam." Yang benar adalah "Innad-diina 'Indallahili islaam." Terjemahannya juga menyimpang dari terjemah yang benar dan sah: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi allah hanyalah Islam." Dengan kesalahan baca, nahwu, sharaf, dan penerjemahan yang fatal.

Kedua, pengakuannya yang pernah diundang ceramah dalam peletakan batu pertama di Pesantren Tebu Ireng Jombang juga mengada-ada. Pasalnya, pesantren termasyhur di Jawa Timur ini sudah didirikan jauh sebelum Yosua lahir. Semua orang tahu, Pondok Pesantren Tebuireng Jombang didirikan pada 3 Agustus !899, yang dirintis oleh KH Hasyim Asy'ari.

Ketiga, Yosua berdusta ketika menyebutkan bahwa surat Ali Imran mendorong umat Islam membenci Kristen. Ayat "Innad-diina 'indallohil-islaam," ini sama sekali tidak menyuruh membenci Kristen, tapi hanya pernyataan tegas bahwa Islamlah satu-satunya agama yang diridhai Allah. Ayat mulia ini tak dimiliki oleh orang Kristen. Tak ada dalam Bibel pernyataan bahwa Kristen adalah agama yang paling diridhai Yesus.

Keempat, pernyataan Yosua tentang amalan Asmaul Husna untuk mengislamkan pendeta adalah mimpi di siang belong. Asmaul Husna bukan amalan untuk menyerang orang kafir seperti pendeta. Asmaul Husna adalah nama-nama Allah yang baik, yang diamalkan untuk menyebut (asma) Allah ketika berdoa. "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan" (QS al-A'raf 180).

Kelima, kebodohan Yosua kian nyata ketika ia menyebut al-Qur'an surat Ali Imran adalah juz ke-25. Inilah igauan orang yang buta al-Qur'an. Santri TPQ saja tahu jika surat Ali Imran bukan juz ke-25, tapi juz ke-3.

Keenam, penginjil Yosua menjadi jahil murakkab (dungu kuadrat) ketika menyebut Ali Imran ayat 63 berbunyi: "Ya ayyuhalladina amanu id gala rasulullah shallalahu alaihi wasallam kitabullah," yang diterjemahkan "Hai orang-orang yang beriman, pelajari Alkitab jika kamu ingin hidupmu dikaruniakan rahmat" Padahal, Ali Imran 63 berbunyi: "Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan." Apalagi, nas Arab yang dibacanya pun tidak bisa dimengerti oleh yang mendengarkannya, karena tidak ada kata kerjanya (fi'il). Akibatnya, terjemahannya pun jauh dari nas Arab yang dibacanya.

*

TIM FAKTA (FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN)
Melayani Diskusi, Dialog dan Konsultasi Agama.
Kontak Pengasuh: 081.8844.393; 0852.107.000.20; 0816.542.5227; 0815.833.8083
PO.Box. 1426 Jakarta13014.
E-mail: timfakta@yahoo.com, timfakta@gmail.com