TIM FAKTA (FORUM ANTI GERAKAN PEMURTADAN)
Melayani Diskusi, Dialog dan Konsultasi Agama
Kontak Pengasuh: 081.8844.393; 0852.107.000.20; 0816.542.5227; 0815.833.8083
PO.Box. 1426 Jakarta13014.
E-mail: timfakta@yahoo.com, timfakta@gmail.com

Saturday, January 1, 2011

Kekafiran Doktrin Kristen

MESKI kedok Pendeta Nico Zulkifli sudah terbongkar, pendeta yang meng-aku-aku mantan ustadz asal Minang ini, nekad melanjutkan misinya. Ia tak surut memurtadkan umat Islam, khususnya yang awam, dengan menyebar diktat Islamologi versinya. Padahal, dalam dialog dengan ustadz dan datuk asal Minangkabau di bilangan Pondok Kopi, Jakarta Timur, asal usul pendeta ini terbongkar sebagai orang Batak asal Mandailing, Sumatera Utara (Baca: Bimbingan Tauhid edisi No 03 dan 04 TH XVIII).

Sebagai orang yang bukan ahli agama dan hobinya bersaksi dusta, dipastikan Islamologi yang diajarkan penuh kesalahan dan penyesatan. Penyesatan ini nampak mencolok dalam dua diktat yang dibuatnya. Kutipan ayat al-Qur'an dan hadits tidak dipahami berdasarkan kaidah ilmiah dan ilmu tafsir yang mu'tabar, tapi dicocok-cocokan untuk membenarkan doktrin Kristen.

Misalnya, dalam diktat berjudul "Keselamatan Bagi Dunia," Pendeta Nico menyatakan, berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an, penganut Kristen bukan orang kafir. Ayat yang dikutip antara lain, surat al-Ma'idah 73 dan al-Baqarah 39, Menurut Nico, yang dimaksud orang kafir dalam ayat tersebut bukan orang Kristen tapi Arab Quraisy. Kutipannya: Namun siapa kafir yang dimaksudkan itu? Orang Arab Quraisy yang menyembah Allah dan ilah-ilah lain yaitu berhala yang disebut Al-Latta, Al-Uzza, Al-Manatta dan satu berhala besar yang dibuat oleh Amin bin Hubayi, yaitu Hubbal. Sedang orang Kristen menyembah Allah yang Esa (Ulang-an 6:4): "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa." Markus 12:29: "Tuhan itu Esa." (hlm. 2-3).

Tampak jelas kerancuan ajaran Islamologi Pendeta Nico, karena awam, jahil, atau mengerti tapi pura-pura tidak tahu. Nico menulis status kekristenan berdasarkan ayat yang dikutip secara parsial, lalu ditafsirkan secara dangkal dan tak komprehensif. edangkalan itu terlihat dari beberapa hal.

Pertama, surat al-Ma'idah 73 dan al-Baqarah 39 tidak hanya ditujukan untuk orang kafir dari Arab Quraisy saja. Al-Ma'idah 73 ini justru ditujukan secara khusus pada orang yang meyakini ketuhanan Yesus, yakni umat Kristen. Ayat ini juga tidak berdiri sendiri, tapi diawali dengan ayat sebelumnya yang menegaskan tentang kekafiran umat yang meyakini ketuhanan Yesus. "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam .., " (QS al-Ma'idah 72).

Kedua, al-Qur'an secara tegas menyatakan, salah satu golongan yang disebut kafir adalah Ahli Kitab, yaitu Yahudi dan Kristen. "Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk," (QS al-Bay-yinah 6).
Selain meyakini ketuhanan Yesus, penyebab kekafiran kaum Nasrani adalah menolak kerasulan nabi terakhir setelah Isa alaihissalam, yaitu Nabi Muhammad saw. Hadits shahih riwayat Abu Hurairah ra menyebutkan: "Rasulullah saw bersabda, "Demi Zat Yang diri Muhammad berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seorang pun Yahudi dan Nasrani dari umat ini yang mendengar aku kemudian meninggal dunia dan dia belum beriman dengan kerasulanku kecuali dia termasuk penghuni neraka," (HR Muslim).

Dengan hadits ini, jika Pendeta Nico dan jemaat Kristen tidak meyakini doktrin Trinitas dan ketuhanan Yesus, tapi mereka tidak mengimani kenabian Muhammad saw sebagai Rasul terakhir, mereka tetap kafir dan termasuk dalam golongan yang tidak selamat dari api neraka (fii naari jahanani).

Ketiga, ayat di dalam Alkitab, yakni Ulangan 6:4 dan Markus 12:29 yang dikutip Pendeta Nico untuk membuktikan ketauhidan orang Kristen adalah tipuan yang disengaja. Faktanya, gereja meyakini doktrin Trinitas dan ketuhanan Yesus sejak konsili Konstantinopel 381 M yang diadakan kaisar Theodosius untuk merevisi konsili Nicea 325 M. Konsili Konstantinopel melahirkan formula Trinitas yang disebut Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum). Oleh umat Kristen saat ini dikenal dengan sebutan "12 Pengakuan Iman Rasuli" atau "Sahadat Iman Rasuli" (Baca: Ikhtisar Dogmatika karya Dr. R Soedarmo, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996, hal. 123 dan Pengantar Sejarah Dogma Kristen karya Bernhard Lohse, Penterjemah: Dr. AA. Yewangoe, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1994, hal 81).

Pendeta Nico juga melupakan fakta bahwa untuk melegalkan doktrin Trinitas, di dalam Alkitab (Bibel). Sengaja disisipkan ayat trinitas tentang tiga oknum dalam satu kesatuan Tuhan, yaitu: Bapa, Firman (Yesus), dan Roh Kudus. "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu," (Yohanes 5:7).




Tahukah wahai Pendeta Nico, bahwa orang pertama yang mengutip ayat tentang trinitas ini adalah seorang bidah Spanyol bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Ayat ini kemudian menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian Baru, padahal ayat tentang trinitas ini sebelumnya tidak terdapat pada teks Yunani itu.
Jika belum mengetahui kepalsuan ayat trinitas dalam Bibel (Alkitab), bacalah Holy Bible New International Version. Pada halaman 1.242, ayat trinitas itu divonis palsu dengan kalimat tegas: "Not found in any Greek manuscript before sixteenth century." Jika kesulitan memperoleh literatur asing itu, bacalah buku teologi terbitan lokal berjudul: Dogmatika Masa Kini, karya Dr. GC Van Niftrik dan DSBJ Boland. halaman 418 buku ini menyatakan, sebagian besar dari ayat itu (Yahya 5: 6-8) agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagaimana, jelas bukan?

***

Disadur dari majalah SABILI Edisi 5 TH XVIII hal. 60-21.